14 September 2009

The Brandals - Brandalisme

Terminologi Brandalisme: berasal dari meluasnya gerakan reaksi tolak balik yang menyikapi pesatnya invasi lingkungan ruang publik oleh logo korporat, iklan dan merek (brand). Tindakan termasuk merekonstruksi, mengatur kembali dan bahkan menghapus/menghancurkan logo korporasi tersebut yang terpampang di ruang publik (brand+vandalism). Untuk menuntut kembali identitas visual yang pada awalnya milik publik dan komunitasnya.
The Brandals sebagai unit dalam bidang musik, beroperasi dengan prinsipil reaksi tolak balik yang sama terhadap system industri musik kita. Reaksi ini terekspresi pada tajuk album ke-tiganya, dimana mereka mengadopsi terminologi Brandalisme. Walaupun tidak mengedepankan isu politik pada agenda mereka, terminologi ini berlaku hanya untuk sudut artistik dan prakteknya, daripada statement politik itu sendiri. Tapi, the Brandals berharap untuk menyebarkan prinsip dan efeknya untuk pendengar setia mereka. Pesannya sangat jelas, untuk selalu merencanakan, bertindak dan mengevaluasi semua perbuatan secara independen tanpa intervensi besar dari pihak lain. Selalu mengatasi masalah dan resiko di tangan sendiri.

Terminasi kata 'Brandalisme' juga teraplikasi pada pengembangan dari musikalitasnya. The Brandals terus berevolusi sampai di titik dimana pada akhirnya mereka menemukan karakterisasi yang sangat spesifik dari sound The Brandals pada album kali ini. Perpaduan antara blues sways, punk rock stomps, dan rockabilly rolls adalah bukti akurat sejak debut album pertama. Tapi pada album ketiga ini the Brandals melebar ke teritori lain yang belum pernah dijamah sebelumnya. Elaborasi peleburan elemen lain yang bisa dirangkum sebagai 'The Brandals sound'. Karenanya, album ini diberi judul Brandalisme.

Secara general yang membedakan album Brandalisme ini dengan yang sebelumnya adalah adanya kehadiran rasa tanggung jawab terhadap apa yang mereka berusaha ekspresikan dan bagi pada khalayak selama ini. Sebuah ciri khas kedewasaan yang terkesan klise tetapi memang tidak bisa dipungkiri. Semua ini hadir tanpa meninggalkan citra the Brandals yang selama ini telah terbangun. Pemberontakan atau perlawanan yang hadir tampak lebih composed, lebih dewasa. Seperti pemberontakan terhadap apatisme dan ingin membuat perubahan secara positif terhadap lingkungan. Mereka berusaha mengajak pendengarnya untuk lebih perduli dan sadar diri.
Sejak tahun 2005 lalu the Brandals diminta oleh yayasan AIDS, YAIDS, untuk menjadi corong mereka dengan melakukan kampanye demi kepekaan anak muda untuk penyakit tersebut. Pada tahun yang sama the Brandals juga diminta oleh organisasi internasional WWF (World Wildlife Fund) untuk menjadi duta organisasi yang memberikan pendanaan sosial ini. Hal tersebut juga menjadi semacam pengakuan yang signifikan terhadap sebuah band yang ternyata tak hanya prima dalam performa tetapi juga sanggup menjadi wakil untuk menyuarakan pesan-pesan penting kepada masyarakat urban, terutama kepada pemuda di tanah air.

Sejauh ini demikian lah yang ditawarkan oleh the Brandals. Sound yang mungkin akan diinterpretasi, kategorisasi dan direview sebagai album yang buruk atau bagus bagi pendengar (ataupun oleh media). Sejujurnya, untuk keuntungan mereka, hal terakhir yang mereka khawatirkan adalah kritik dan hal yang ada di atas. Inilah apa yang tercurah dari hati mereka yang terdalam. Sound dari Brandalisme.

Di album ini the Brandals kembali dibantu oleh beberapa teman seperjuangan yang telah memberi dukungan tak terhingga. Ramondo Gascaro dan Awan Garnida dari Sore (juga sejawat dalam label Aksara records) memberi bantuan vokal latar serta sentuhan piano dan organ Hammond. Amar Ramadhan dari Maliq and D’Essentials kembali hadir dengan tiupan terompetnya di lagu ”Is It You Girl?”. Aghi Narottama (Ape On The Roof, LAIN) yang bertindak sebagai sound engineer dalam proses mixing & mastering juga menyumbangkan hentakan piano boogie di single petama ”100% Kontrol”. Nama David Tarigan pun menambah riuh repertoire kami di lagu ”City Boy” dengan gitar akustiknya.

Tak lupa, band asal Jakarta Timur ini juga berkolaborasi dengan seniman graffiti muda Jakarta, Darbotz, yang mendesain sampul album dengan ikon Cumi khasnya. Semua dukungan di atas menjadikan album ini sebagai perpajangan perjalanan kedewasaan yang telah dimulai pada Audio Imperialist (Brandalisme/Flystation/Warner, 2005).

Track list

01. Surat Seorang Proletar Buat Para Elit Borjuis
02. 100% Kontrol
03. Brokenheart Blues
04. Janji 1000 Hari
05. Tipu Jalanan
06. City Boy
07. Restless
08. Is It You Girl
09. I Got A Woman
10. Back On The Junk
11. The Assassin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar